KLASIFIKASI
TANAMAN KOPI
Kindom : Plantae
Divisio : Spermatophita
Sub-divisio : angeospermae
Kelas : dicotiledonea
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea sp.
B. MORFOLOGI
TANAMAN KOPI
1. MORFOLOGI ALAT HARA (Organum
nutritivum)
1.1 Morfologi Akar (Radix)
Meskipun kopi
merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal.
Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang
bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa. Kopi termasuk
keluarga (suku rubiaceae ), keluarga coffea, bijinya berkeping dua (dikotil),
sehingga memiliki akar tunggang. Akar tunggang tumbuh dari akar lembaga yang
tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih
kecil. Akar Pada akar tunggang, ada beberapa akar kecil yang tumbuh ke samping
(melebar) yang sering disebut akar lebar. Pada akar lebar ini tumbuh
rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar dan tudung akar. Rambut-rambut akar berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan
akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang
dapat dihisap. Sedangkan tudung akar berfungsi untuk melindungi akar ketika
mengisap unsur hara dari tanah.
Gambar 1.1 Akar Tunggang Secara
alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi
akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa
bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan
semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau
bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar
tunggang sehingga relatif mudah rebah. Seperti
ada tanaman lainnya, akar pada tanaman kopi juga tidak memiliki ruas-ruas
ataupun buku-buku, dengan warna yang keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
Pada ujungnya juga memiliki pertumbuhan yang terus-menerus, walaupun masih
kalah jika dibandingkan dengan pertumbuhan batang. Seringkali bentuk ujungnya
adalah meruncing, sehingga lebih mudah untuk menembus tanah.
Gambar 1.2 Akar Tanaman Kopi
1. 2 Morfologi Batang (Caulis)
Tanaman kopi termasuk tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae)yang memiliki bentuk batang yang bagian bawahnya
lebih besar dan ke ujung semakin mengecil . Berkaitan dengan bentuk batang
biasanya yang dimaksud adalah bentuk batang pada penampang melintangnya, maka
bentuk batang tanaman kopi adalah bulat (teres).
Sedangkan permukaan batang tanaman kopi memperlihatkan sifat lepasnya kerak
yaitu bagian kulit yang mati.
Gambar 1.3 Permukaan batang pada kopi
Tanaman kopi memiliki batang tegak lurus yaitu arahnya lurus
ke atas. dan beruas-ruas hampir pada tiap tumbuh kuncup-kuncup pada batang dan
cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering tumbuh cabang yang
tegak lurus, yang disebut cabang (orthotrop) nama cabang atau tunas-tunas yang
tumbuh pada batang itu bisa disebut (wiwilan) tunas air atau cabang air.
Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan
mencapai tinggi 12 m.
Gambar 1.4 Arah tumbuh batang kopi
Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan
tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan
fungsinya agak berbeda.
1.Cabang
Reproduksi (cabang orthrotrop) Cabang
reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Ketika masih muda
cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas
reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang
primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga
apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini
mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama
mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang
ini.
2.
Cabang Primer (cabang plagiotrop) Cabang
primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan
berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas
primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh
cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri : (1)arah pertumbuhannya
mendatar, (2) lemah, (3)berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap
ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga. Setiap
ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder.
Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas
sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi
dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan
tumbuh dan berkembang menjadi bunga.
3.
Cabang Sekunder Cabang
sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas
sekunder. cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat
menghasilkan bunga.
4.
Cabang Kipas Cabang
kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon
sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang
primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit
ini biasanya terletak diujung batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat
sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi.
Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai
cabang kipas.
5. Cabang Pecut Cabang
pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun
tumbuhnya cukup kuat.
6. Cabang Balik Cabang
Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang
tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.
7.
Cabang Air Cabang
air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif
panjang dan lunak atau banyak mengandung air.
Cara percabangan pada tanaman kopi
merupakan cara percabangan monopodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas,
karena lebih besar dan lebih panjang. Sedangkan berdasarkan sifat cabang,
tanaman kopi termasuk wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan
ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup tidur atau kuncup
liar. Cabang-cabang tanaman kopi pada pangkalnya mendatar , tetapi ujungnya
lalu melengkung ke bawah, sehingga disebut dengan terkulai (declinatus).
Gambar 1.5
Percabangan
pada kopi
Dalam membicarakan perihal pangkal batang yang menjadi alat
untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk, dapat diketahui
bahwa batang tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena walaupun batangnya
mati, biasanya tumbuhannya pun mati. Oleh karenanya, tanaman kopi termasuk
tumbuhan Parennial atau tumbuhan menahun, yaitu yang dapat mencapai umur sampai
bertahun-tahun.
1.3 Morfologi Daun (Folium)
Tanaman kopi tersusun atas bagian tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina) sehingga
sering disebut daun bertangkai. Daunnya berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus)
yaitu perbandingan panjang dengan lebar adalah 1 ½-2 banding 1, yang tumbuh
pada batang, cabang dan ranting-ranting yang tersusun berdampingan pada ketiak.
Warna dari daun kopi adalah hijau.
Gambar 1.6 Bagian-bagian daun kopi
Ujung daun (Apex
Folii) pada tanaman kopi adalah
meruncing (acuminatus), yaitu seperti
pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih
tinggi dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing. Sedangkan
pangkal daun (Basis Folii) memiliki
tepi yang tidak pernah bertemu, tetapi terpis ah oleh pangkal
ibu tulang / ujung tangkai daun yaitu berbentuk tumpul.
Gambar 1.7 Ujung dan tepi daun kopi
Jika melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada
helaian daun, maka daun tanaman kopi termasuk bertulang menyirip (Penninervis). Daun ini mempunyai satu
ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai
daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang, sehingga
susunannya mengingatkan pada susunannya mengingatkan kita kepada susunan
sirip-sirip pada ikan. Tepi daun pada tanaman kopi memiliki sinus dan angulus
sama-sama tumpul, sehingga disebut dengan berombak (repandus). Sedangkan pada permukaan daun memiliki sifat licin (laevis), yang dalam hal ini permukaan
daun dapat kelihatan mengkilat (nitidus).
Gambar 1.8 Pertulangan pada daun kopi
Namun jika dilihat secara khusus, jenis kopi juga akan
mempengaruhi ciri-ciri dari daunnya. Berikut perbedaan daun kopi berdasarkan
jenis kopinya.
Jenis Kopi
|
Teksture dan Ketebalan Daun
|
Warna Daun
|
Arabika
|
Kurus memanjang dan tebal
|
Hijau pekat dan bergaris gelombang seperti talang air
|
Robusta
|
Lebih gemuk jika dibandingkan dengan kopi jenis arabika
|
Hijau agak terang
|
Tabel 1. Perbedaan jenis kopi arabika dan
robusta berdasarkan karakteristik daun
2. MORFOLOGI ALAT PERKEMBANGBIAKAN (Organum Reproductivum)
2.1 Morfologi Bunga (Flos)
Tanaman kopi termasuk tumbuhan yang
menghasilkan bunga banyak, sehingga disebut dengan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora). Sedang letak bunga
kopi adalah pada ketiak daun maka
disebut dengan flos lateralis atau flos axillaris. Dengan bunga yang membentuk
suatu rangkaian dengan susunan bergerombol. Suatu rangkaian tersebut dinamakan
dengan bunga majemuk (anthotaxis atau
inflorescentia).
Gambar 2.1 Rangkaian bunga kopi Pada
bunga kopi terdapat bagian yang bersifat seperti batang atau cabang dan bagian
yang bersifat seperti daun. Bagian yang bersifat seperti batang tersebut
tersusun dari tiga bagian, yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus
communis atau rhachis), tangkai bunga (pedicellus),
dan dasar bunga (receptaculum). Sedangkan
bagianyang bersifat seperti daun tersusun atas daun tangkai (bracteola) yaitu beberapa daun kecil
yang terdapat pada tangkai bunga yang letaknya tegak lurus pada bidang median. Ibu
tangkai pada bunga kopi dapat tumbuh terus , dengan cabang-cabang yang dapat
bercabang lagi dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat
dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga kopi mekar berturut-turut
dari bawah ke atas. Jika dilihat dari atas nampak bunga mekar dari pinggir dan
yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena sifat
itulah bunga kopi termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia
botryoides atau inflorescentia
centripetala). Sedangkan jika melihat
jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga kopi termasuk yang bersifat “pleiochasial” yaitu dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang
pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai. Dari ujung ibu tangkai pada bunga kopi
mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjang. Masing-masing cabang mempunyai
suatu daun pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama tinggi
letaknya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti
terdapat daun-daun pembalut. Bentuk yang demikian itu menyebabkan bunga kopi
termasuk dalam bunga tipe payung (umbrella). Pada bunga kopi terdapat hiasan bunga (perianthium) yaitu bagian bunga yang
merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan
tulang-tulang dan urat-urat yang masih jelas. Hiasan bunga ini dapat dibedakan
dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Maka hiasan
bunga tersebut tersusun dalam dua lingkaran yang terdiri dari kelopak (kalyx) dan tajuk bunga atau mahkota
bunga (corolla). Kelopak bunga (kalyx) merupakan bagian hiasan bunga
yang termasuk lingkaran luar, berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup
merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh luar.
Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala).
Sedangkan tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla)
merupakan bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, berwarna
putih. Mahkota bunga ini tersusun atas beberapa daun mahkota (petala).
Gambar 2.2 Hiasan bunga kopi
Pada bunga kopi terdapat alat-alat kelamin jantan (androecium) dan alat-alat
kelamin betina (gynaecium).
Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen) dan merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk
sari. Sedangkan gynaecium merupakan
bagian yang disebut putik (pistillum) yang
merupakan metamorfosis daun buah (carpella).
Oleh karena itu bunga kopi termasuk bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) yaitu bunga yang
terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina).
Selain itu, terkait dengan kelamin bunga yang terdapat pada tanaman kopi,
tanaman kopi termasuk berumah satu (monoecus),
yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu
(satu batang tumbuhan). Sehingga jika dilihat dari bagian-bagiannya, bunga kopi
termasuk dalam bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completusl). Pada
tanaman kopi juga terdapat bakal buah (ovarium)
yang duduk pada dasar bunga yang cekung
dengan seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga, sehingga
disebut dengan bakal buah tenggelam (inferus).
Bakal buah ini terdiridari 2 butir biji dari bakal buah, hingga menjadi masak
berlansung 7-12 bulan tergantung dari jenis iklim dan letal geografinya. Pada
bakal buah yang terdapat pada tanaman kopi, terdapat dua daun buah yang
berlekatan dan membentuk sekat-sekat, dengan demikian terjadilah dua ruang,
sehingga disebut dengan bakal buah beruang dua (bilocularis). Sekat-sekat yang membagi bakal buah tersebut
benar-benar membagi bakal buah menjadi lebih dari satu ruang dan ruang-ruang
yang terjadi tidak lagi mempunyai hubungan satu sama lain, sehingga disebut
sekat sempurna (septum completus). Sedangkan
berdasarkan asal sekat tersebut, sekat pada bakal buah tanaman kopi
termasuk sekat asli (septum) yaitu sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang
melipat ke dalam yang lalu berubah menjadi sekat.
2.1.1 Penyerbukan (Pollinatio)
pada Tanaman Kopi
Tanaman kopi termasuk tanaman dapat melakukan penyerbukan
sendiri (autogami) yaitu serbuk sari
yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri. Keberhasilan tanaman
kopi untuk berbunga hingga menjadi buah sangat dipengaruhi oleh iklim (musim
hujan atau kemarau). Penyerbukan umumnya terjadi setelah musim hujan. Penyerbukan
dipengaruhi oleh iklim secara umum. Bunga umumnya muncul ketika tanaman kopi
berumur sekitar 2-2,5 tahun. Sementara itu, lama waktu perubahan bunga menjadi
buah tergantung dari jenis kopi yang ditanam. Untuk jenis arabika, perubahan
bunga menjadi buah membutuhkan waktu 7-10 bulan sedangkan kopi jenis robusta
9-12 bulan.
2.1.2
Pembuahan (Fertilisatio) pada Tanaman Kopi
terjadi penyerbukan (pollinatio),
tumbuhan kopi mengalami pembuahan (fertilisatio),
yaitu terjadinya perkawinan sel telur yang terdapat dalam kandungan lembaga
dalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari. Setelah
terjdinya pembuahan (fertilisatio)
maka buah, biji dan lembaga dapat tumbuh.
2.2 Morfologi Buah (Fructus)
Buah kopi mentah berwarna hijau muda. Setelah itu, berubah
menjadi hijau tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah
atau merah tua. Ukuran panjang buah kopi jenis arabika sekitar 12-18 mm.
sementara itu, kopi jenis robusta 8-16 mm. Daging buah kopi yang sudah matang
penuh mengandung lendir dan senyawa gula yang rasanya manis. Kulit tanduk buah
kopi memiliki tekstur agak keras dan membungkus sepasang biji kopi. Sementara
itu, kulit tanduk merupakan kulit halus yang menyelimuti masing-masing biji
kopi.
Gambar 2. 3 Bentuk buah kopi Buah
pada kopi termasuk buah sejati tunggal yaitu buah sejati yang terjadi dari satu
bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini berisi satu biji dalam satu ruang.
Sedangkan dalam satu buah terdapat dua ruang, sehingga juga terdapat dua biji.
Buah kopi memiliki buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), yaitu dinding
buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) dapat dibedakan
dalam tiga lapisan, yaitu:
a.
Kulit luar
(exocarpium atau epicarpium), merupakan lapisan kulit paling luar yang tipis, tetapi
kuat seperti kulit. Jika masih muda kulit luar ini berwarna hijau, lalu kuning,
dan jika sudah tua berwarna merah.
b. Kulit tengah (mesocarpium), merupakan bagian yang berdaging.
c.
Kulit
dalam (endocarpium), merupakan bagian
yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, disebut juga lapisan kulit
tanduk.
2.3 Morfologi Biji (Semen)
Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji, biji-biji
tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung (punggung),
tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang bentuknya bulat panjang
sering disebut biji atau kopi (lanang).
Gambar
2.4 Biji
kopi
Kopi merupakan tumbuhan tertutup (Angiospermae). Sebagaimana
tumbuhan berbiji tertutup lainnya, biji kopi juga terdiri dari dua lapisan.
Lapisan pertama disebut dengan kulit luar (testa), yaitu lapisan yang mempunyai
sifat keras seperti kayu. Dimana lapisan ini merupakan pelindung bagi biji kopi
yang ada didalamnya. Sedangkan lapisan kedua disebut dengan kulit dalam
(tegmen), yaitu merupakan lapisan tipis seperti selaput, biasanya disebut juga
kulit ari.
Pada
biji kopi juga terdapat inti biji (Nucleus
seminis) yang terdiri dari dua bagian yaitu lembaga (embryo) dan putih lembaga (albumen).
Lembaga (embryo) merupakan calon
individu baru, sedangkan putih lembaga (albumen)
merupakan jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan
kecambah. Biasanya
bentuk biji kopi juga dapat dijadikan pedoman untuk menentukan jenis kopi,
karena bentuk biji kopi berbeda pada tiap jenis kopi, misalnya jenis kopi
robusta dengan arabica.
Gambar 2.5 Perbedaan kopi arabica
dengan robusta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar