Jumat, 14 Oktober 2016

Klasifikasi Tanaman Kopi



 KLASIFIKASI TANAMAN KOPI
Kindom           : Plantae
Divisio             : Spermatophita
Sub-divisio      : angeospermae
Kelas               : dicotiledonea
Ordo                : Rubiales
Family             : Rubiaceae
Genus              : Coffea
Species            : Coffea sp.

B.     MORFOLOGI TANAMAN KOPI
1.      MORFOLOGI ALAT HARA (Organum nutritivum)
1.1  Morfologi Akar (Radix)
          Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa.                                                  Kopi termasuk keluarga (suku rubiaceae ), keluarga coffea, bijinya berkeping dua (dikotil), sehingga memiliki akar tunggang. Akar tunggang tumbuh dari akar lembaga yang tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Akar Pada akar tunggang, ada beberapa akar kecil yang tumbuh ke samping (melebar) yang sering disebut akar lebar. Pada akar lebar ini tumbuh rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar dan tudung akar.  Rambut-rambut akar  berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan akar menjadi amat diperluas, sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dapat dihisap. Sedangkan tudung akar berfungsi untuk melindungi akar ketika mengisap unsur hara dari tanah.            
  
                                                           
                                                            Gambar 1.1 Akar Tunggang                                      Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.                                 Seperti ada tanaman lainnya, akar pada tanaman kopi juga tidak memiliki ruas-ruas ataupun buku-buku, dengan warna yang keputih-putihan atau kekuning-kuningan. Pada ujungnya juga memiliki pertumbuhan yang terus-menerus, walaupun masih kalah jika dibandingkan dengan pertumbuhan batang. Seringkali bentuk ujungnya adalah meruncing, sehingga lebih mudah untuk menembus tanah.         
                                                 

                                                Gambar 1.2 Akar Tanaman Kopi

          1. 2 Morfologi Batang (Caulis)
Tanaman kopi termasuk tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae)yang  memiliki bentuk batang yang bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil           . Berkaitan dengan bentuk batang biasanya yang dimaksud adalah bentuk batang pada penampang melintangnya, maka bentuk batang tanaman kopi adalah bulat (teres). Sedangkan permukaan batang tanaman kopi memperlihatkan sifat lepasnya kerak yaitu bagian kulit yang mati.   
                                     

Gambar 1.3 Permukaan batang pada kopi
Tanaman kopi memiliki batang tegak lurus yaitu arahnya lurus ke atas. dan beruas-ruas hampir pada tiap tumbuh kuncup-kuncup pada batang dan cabang susunannya agak rumit pada batang-batang itu sering tumbuh cabang yang tegak lurus, yang disebut cabang (orthotrop) nama cabang atau tunas-tunas yang tumbuh pada batang itu bisa disebut (wiwilan) tunas air atau cabang air. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m.

                                                            Gambar 1.4 Arah tumbuh batang kopi                                 
Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
1.Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop)                                                                             Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.
2. Cabang Primer (cabang plagiotrop)                                                                                    Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri : (1)arah pertumbuhannya mendatar, (2) lemah, (3)berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.                                                                        Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.
3. Cabang Sekunder                                                                                                                Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.
4. Cabang Kipas                                                                                                                      Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas.
 5. Cabang Pecut                                                                                                                     Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.
 6. Cabang Balik                                                                                                                     Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.
7. Cabang Air                                                                                                                          Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.
            Cara percabangan pada tanaman kopi merupakan cara percabangan monopodial yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang. Sedangkan berdasarkan sifat cabang, tanaman kopi termasuk wiwilan atau tunas air (virga singularis), yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang, dan seringkali berasal dari kuncup tidur atau kuncup liar. Cabang-cabang tanaman kopi pada pangkalnya mendatar , tetapi ujungnya lalu melengkung ke bawah, sehingga disebut dengan terkulai (declinatus).
 
Gambar 1.5 Percabangan pada kopi 
Dalam membicarakan perihal pangkal batang yang menjadi alat untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan pada masa yang buruk, dapat diketahui bahwa batang tumbuhan mempunyai umur yang terbatas. Karena walaupun batangnya mati, biasanya tumbuhannya pun mati. Oleh karenanya, tanaman kopi termasuk tumbuhan Parennial atau tumbuhan menahun, yaitu yang dapat mencapai umur sampai bertahun-tahun.
1.3  Morfologi Daun (Folium)
Tanaman kopi tersusun atas bagian tangkai daun  (petiolus) dan helaian daun (lamina) sehingga sering disebut daun bertangkai. Daunnya berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus) yaitu perbandingan panjang dengan lebar adalah 1 ½-2 banding 1, yang tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting yang tersusun berdampingan pada ketiak. Warna dari daun kopi adalah hijau.               
                                     

                                    Gambar 1.6 Bagian-bagian daun kopi          
Ujung daun (Apex Folii) pada tanaman kopi adalah meruncing (acuminatus), yaitu seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing. Sedangkan pangkal daun (Basis Folii) memiliki tepi yang tidak pernah bertemu, tetapi terpis            ah oleh pangkal ibu tulang / ujung tangkai daun yaitu berbentuk tumpul.  
  

                                                                        Gambar 1.7 Ujung dan tepi daun kopi                                             
Jika melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, maka daun tanaman kopi termasuk bertulang menyirip (Penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan pada susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan. Tepi daun pada tanaman kopi memiliki sinus dan angulus sama-sama tumpul, sehingga disebut dengan berombak (repandus). Sedangkan pada permukaan daun memiliki sifat licin (laevis), yang dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan mengkilat (nitidus).            

                                                                                                            Gambar 1.8 Pertulangan pada daun kopi
Namun jika dilihat secara khusus, jenis kopi juga akan mempengaruhi ciri-ciri dari daunnya. Berikut perbedaan daun kopi berdasarkan jenis kopinya.
Jenis Kopi
Teksture dan Ketebalan Daun
Warna Daun
Arabika
Kurus memanjang dan tebal
Hijau pekat dan bergaris gelombang seperti talang air
Robusta
Lebih gemuk jika dibandingkan dengan kopi jenis arabika
Hijau agak terang
Tabel 1. Perbedaan jenis kopi arabika dan robusta berdasarkan karakteristik daun
2.      MORFOLOGI ALAT PERKEMBANGBIAKAN (Organum Reproductivum)
2.1  Morfologi Bunga (Flos)
Tanaman kopi termasuk tumbuhan yang menghasilkan bunga banyak, sehingga disebut dengan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora). Sedang letak bunga kopi adalah  pada ketiak daun maka disebut dengan flos lateralis atau flos axillaris. Dengan bunga yang membentuk suatu rangkaian dengan susunan bergerombol. Suatu rangkaian tersebut dinamakan dengan bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia).      

                                                                                                                  Gambar 2.1 Rangkaian bunga kopi                                       Pada bunga kopi terdapat bagian yang bersifat seperti batang atau cabang dan bagian yang bersifat seperti daun. Bagian yang bersifat seperti batang tersebut tersusun dari tiga bagian, yaitu ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis), tangkai bunga (pedicellus), dan dasar bunga (receptaculum). Sedangkan bagianyang bersifat seperti daun tersusun atas daun tangkai (bracteola) yaitu beberapa daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga yang letaknya tegak lurus pada bidang median.                                                          Ibu tangkai pada bunga kopi dapat tumbuh terus , dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga kopi mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika dilihat dari atas nampak bunga mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya ialah bunga yang menutup ibu tangkainya. Karena sifat itulah bunga kopi termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoides atau inflorescentia centripetala). Sedangkan jika melihat  jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga kopi termasuk  yang bersifat “pleiochasial” yaitu dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai.                                                                     Dari ujung ibu tangkai pada bunga kopi mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjang. Masing-masing cabang mempunyai suatu daun pelindung pada pangkalnya, dan karena pangkal daun sama tinggi letaknya, maka tampak seakan-akan pada pangkal cabang-cabang tadi seperti terdapat daun-daun pembalut. Bentuk yang demikian itu menyebabkan bunga kopi termasuk dalam bunga tipe payung (umbrella).                                                      Pada bunga kopi terdapat hiasan bunga (perianthium) yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang dan urat-urat yang masih jelas. Hiasan bunga ini dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Maka hiasan bunga tersebut tersusun dalam dua lingkaran yang terdiri dari kelopak (kalyx) dan tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla). Kelopak bunga (kalyx) merupakan bagian hiasan bunga yang termasuk lingkaran luar, berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Sedangkan tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla) merupakan bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, berwarna putih. Mahkota bunga ini tersusun atas beberapa daun mahkota (petala).
                    
                                                                                                                       
Gambar 2.2 Hiasan bunga kopi
Pada bunga kopi terdapat  alat-alat kelamin jantan (androecium) dan  alat-alat kelamin betina (gynaecium). Androecium terdiri atas sejumlah benang sari (stamen) dan merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Sedangkan  gynaecium merupakan bagian yang disebut putik (pistillum) yang merupakan metamorfosis daun buah (carpella). Oleh karena itu bunga kopi termasuk bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) yaitu bunga yang terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Selain itu, terkait dengan kelamin bunga yang terdapat pada tanaman kopi, tanaman kopi termasuk berumah satu (monoecus), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu batang tumbuhan). Sehingga jika dilihat dari bagian-bagiannya, bunga kopi termasuk dalam bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completusl).                                                                                                                               Pada tanaman kopi juga terdapat bakal buah (ovarium) yang  duduk pada dasar bunga yang cekung dengan seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga, sehingga disebut dengan bakal buah tenggelam (inferus). Bakal buah ini terdiridari 2 butir biji dari bakal buah, hingga menjadi masak berlansung 7-12 bulan tergantung dari jenis iklim dan letal geografinya. Pada bakal buah yang terdapat pada tanaman kopi, terdapat dua daun buah yang berlekatan dan membentuk sekat-sekat, dengan demikian terjadilah dua ruang, sehingga disebut dengan bakal buah beruang dua (bilocularis). Sekat-sekat yang membagi bakal buah tersebut benar-benar membagi bakal buah menjadi lebih dari satu ruang dan ruang-ruang yang terjadi tidak lagi mempunyai hubungan satu sama lain, sehingga disebut sekat sempurna (septum completus). Sedangkan berdasarkan asal sekat tersebut, sekat pada bakal buah tanaman kopi termasuk  sekat asli (septum) yaitu sekat ini berasal dari sebagian daun buah yang melipat ke dalam yang lalu berubah menjadi sekat.
2.1.1        Penyerbukan (Pollinatio) pada Tanaman Kopi
Tanaman kopi termasuk tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri (autogami) yaitu serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri. Keberhasilan tanaman kopi untuk berbunga hingga menjadi buah sangat dipengaruhi oleh iklim (musim hujan atau kemarau). Penyerbukan umumnya terjadi setelah musim hujan. Penyerbukan dipengaruhi oleh iklim secara umum. Bunga umumnya muncul ketika tanaman kopi berumur sekitar 2-2,5 tahun. Sementara itu, lama waktu perubahan bunga menjadi buah tergantung dari jenis kopi yang ditanam. Untuk jenis arabika, perubahan bunga menjadi buah membutuhkan waktu 7-10 bulan sedangkan kopi jenis robusta 9-12 bulan.                                                   
2.1.2        Pembuahan (Fertilisatio) pada Tanaman Kopi
terjadi penyerbukan (pollinatio), tumbuhan kopi mengalami pembuahan (fertilisatio), yaitu terjadinya perkawinan sel telur yang terdapat dalam kandungan lembaga dalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari. Setelah terjdinya pembuahan (fertilisatio) maka buah, biji dan lembaga dapat tumbuh.
2.2  Morfologi Buah (Fructus)
Buah kopi mentah berwarna hijau muda. Setelah itu, berubah menjadi hijau tua, lalu kuning. Buah kopi matang (ripe) berwarna merah atau merah tua. Ukuran panjang buah kopi jenis arabika sekitar 12-18 mm. sementara itu, kopi jenis robusta 8-16 mm. Daging buah kopi yang sudah matang penuh mengandung lendir dan senyawa gula yang rasanya manis. Kulit tanduk buah kopi memiliki tekstur agak keras dan membungkus sepasang biji kopi. Sementara itu, kulit tanduk merupakan kulit halus yang menyelimuti masing-masing biji kopi.             

                                                                                                                  Gambar 2. 3 Bentuk buah kopi                                                         Buah pada kopi termasuk buah sejati tunggal yaitu buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini berisi satu biji dalam satu ruang. Sedangkan dalam satu buah terdapat dua ruang, sehingga juga terdapat dua biji. Buah kopi memiliki buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), yaitu dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) dapat dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
a.       Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), merupakan lapisan kulit paling luar yang tipis, tetapi kuat seperti kulit. Jika masih muda kulit luar ini berwarna hijau, lalu kuning, dan jika sudah tua berwarna merah.
b.      Kulit tengah (mesocarpium), merupakan bagian yang berdaging.
c.       Kulit dalam (endocarpium), merupakan bagian yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, disebut juga lapisan kulit tanduk.
2.3  Morfologi Biji (Semen)
Pada umumnya kopi mengandung 2 butir biji, biji-biji tersebut mempunyai bidang yang datar (perut) dan bidang yang cembung (punggung), tetapi ada kalanya hanya ada satu butir biji yang bentuknya bulat panjang sering disebut biji atau kopi (lanang).

                                                            Gambar 2.4 Biji kopi                        
Kopi merupakan tumbuhan tertutup (Angiospermae). Sebagaimana tumbuhan berbiji tertutup lainnya, biji kopi juga terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama disebut dengan kulit luar (testa), yaitu lapisan yang mempunyai sifat keras seperti kayu. Dimana lapisan ini merupakan pelindung bagi biji kopi yang ada didalamnya. Sedangkan lapisan kedua disebut dengan kulit dalam (tegmen), yaitu merupakan lapisan tipis seperti selaput, biasanya disebut juga kulit ari.               

  Pada biji kopi juga terdapat inti biji (Nucleus seminis) yang terdiri dari dua bagian yaitu lembaga (embryo) dan putih lembaga (albumen). Lembaga (embryo) merupakan calon individu baru, sedangkan putih lembaga (albumen) merupakan jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan kecambah.                                                                   Biasanya bentuk biji kopi juga dapat dijadikan pedoman untuk menentukan jenis kopi, karena bentuk biji kopi berbeda pada tiap jenis kopi, misalnya jenis kopi robusta dengan arabica.


                                                Gambar 2.5 Perbedaan kopi arabica dengan robusta